Berdzikir dengan suara keras tidak semata-mata merupakan aktivitas ibadah yang dilakukan tanpa ada tujuan dan fungsionalnya. Misteri hubungan pelafalan huruf ketika berzikir jahar dengan kesehatan syaraf seolah dipecahkan misterinya secara ilmiah oleh seorang dokter muda spesialis syaraf, dr. Arman Yurisaldi Saleh, MS, SpS.
Organ tubuh manusia tidak akan berfungsi baik jika jaringan syaraf mengalami kerusakan. Maka betapa pentingnya berdzikir jahar karena memiliki keajaiban terhadap proses penyembuhan penyakit yang berhubungan dengan masalah syaraf.
Seperti yang diungkapkan dr. Arman, bahwa beberapa pasien yang terbiasa melafazhkan Laa Ilaaha Illallaah dan kalimat istighfar ketika sedang sakit ternyata proses penyembuhannya lebih cepat dibanding pasien yang tidak berdzikir.
Kedua kalimat zikir ini menurutnya banyak diketahui dan dihafal umat Islam, bahkan kelompok persaudaraan sufi, atau kelompok tarekat menjadikan kedua kalimat ini sebagai kalimat dzikir utama dalam zikir mereka. Apa rahasia di balik 2 kalimat ini?
Kedua kalimat tersebut setelah diteliti dan dipelajari melalui studi kasus memiliki keistimewaan yang lebih dibandingkan dengan kalimat dzikir lainnya. Karena ditinjau melalui ilmu tajwid, kalimat tersebut memiliki huruf jahr yang lebih kuat dikarenakan pelafalannya menimbulkan udara yang keluar melalui paru-paru menjadi lebih banyak.
Hubungan pelafalan huruf secara jahar inilah yang erat kaitannya dengan pelepasan CO2 dari tubuh. Karena semakin banyak pelafalan dzikir tersebut, akan semakin mengintensifkan pernafasan. Dan ketika terjadinya pelepasan dzikir tersebut, kadar CO2 dalam otak secara teratur akan menurun jumlahnya. Secara kimiawi, mengakibatkan diameter dinding pembuluh darah cenderung mengecil.
Pengecilan ini akan menimbulkan penurunan jumlah aliran darah pada jaringan otak. Dengan proses biologis sebagaimana yang diurai dalam buku ‘Berzikir untuk Kesehatan Syaraf’ dr. Arman mengungkapkan bahwa suplai oksigen yang cukup besar akan merevitalisasi seluruh bagian otak sehingga otak kembali menjadi segar.
Lebih lanjut dr. Arman mengungkapkan bahwa aktivitas Zikir juga bisa sebagai penyembuh berbagai penyakit, seperti nyeri, kelumpuhan akibat stroke, depresi, gangguan pikiran, gangguan tidur (insomnia).
Tidak hanya 2 kalimat tersebut, anatomi pelafalan huruf hija-iyyah juga memiliki karakteristik (Shifatul Huruf) tersendiri yang memiliki efek bagi yang melafalkannya.
Buku ini menunjukkan bahwa ajaran Islam (dalam hal ini zikir jahar) merupakan ajaran yang rasional dan dapat dibuktikan secara logis dan obyektif. Dr. Arman telah membuktikannya melalui pengalaman empirisnya pada buku ini.
Wallahu a’lam
Sumber: Al-Idrisiyyah
(Visited 91 times, 1 visits today)
Efek Dzikir Jahar terhadap Kesehatan Syaraf