Bukit Siguntang merupakan bentang alam paling tinggi di kota Palembang, mempunyai luas 12,5 hektar dengan ketinggian 27 meter di atas permukaan laut. Bukit Siguntang merupakan situs penting pada masa Sriwijaya. Secara administratif, Bukit Siguntang terletak di wilayah Kelurahan Bukit Lama, Kecamatan Ilir Barat I, Kota Palembang, sekitar 4 km arah Barat kota Palembang
Selain sebagai situs religius pada masa Sriwijaya, Bukit Siguntang pun masyhur di negeri Melayu, sebagai asal turunnya moyang raja-raja Melayu. Pada masa Kesultanan Palembang, Bukit Siguntang juga dianggap sebagai tempat yang suci dan berkharisma.
Keberkahan dan tuah yang ada di Bukit Siguntang inilah, yang mengilhami kami untuk melaksanakan ritual sambut tuah Bukit Siguntang, sebagai bagian dari usaha pelestarian simbol-simbol adat dan kebudayaan Melayu Sriwijaya, yang harus tetap dijaga dan dilestarikan.
Ritual sambut tuah Bukit Siguntang dilaksanakan pada tanggal 21 Agustus 2015, bertepatan dengan 7 Dzulqoidah 1436 H, yang dipimpin langsung oleh Tuanku Cahya Penghulu Bathara Malaya. Tuanku Cahya Penghulu Bathara Malaya
Bukit Siguntang memiliki 4 (empat) gerbang anak tangga yang menuju ke puncak Bukit Siguntang. Dalam ritual ini, pawang pembuka gerbang yang menuju ke puncak Bukit Siguntang dibagi dalam 4 (empat) kelompok, pada sisi Selatan, Timur, Utara dan Barat. Masing-masing kelompok pawang pembuka gerbang terdiri atas 4 (empat) anggota.
Pawang pembuka gerbang selatan (gerbang utama) : Tuanku Cahya Penghulu Bhatara Malaya. Sebagai pendamping adalah Tuan Imron, Ki Ahmed Panglima Biawak dan Tuan Rahmat Panglima Kuda
Pawang pembuka gerbang timur : Tuan Momo. Sebagai pendamping adalah Tuanku Atas Angin, Baba Moza Panglima Kelambit dan Tuan Bintang
Pawang pembuka gerbang utara : Tuanku Raja Alam Puteh. Sebagai pendamping adalah Tuan Iwan, Tuan Muchlis Panglima Burung dan Raden Suhartono
Pawang pembuka gerbang barat : Tuanku Panglima Nalo. Sebagai pendamping adalah Tuanku Rajo Bumi, Hafiz Panglima Semut dan Tuan Barli Hatake
Gerbang anak tangga menuju puncak Bukit Siguntang yang terletak di sisi Selatan, Timur, Utara dan Barat
Pukul 21.15 WIB, ritual dibuka dengan salam pembuka dan menghimpun seluruh anggota di tangga utama menuju puncak Bukit Siguntang yang terletak di sisi Selatan. Selanjutnya Tuanku Penghulu membawa seluruh anggota melakukan ritual napak tilas mengitari Bukit Siguntang dan memposisikan masing-masing pawang pembuka gerbang pada 4 (empat) titik lokasi tangga pembuka gerbang yang menuju ke puncak Bukit Siguntang. Laku ritual ini dilakukan dalam kondisi berwudhu, tidak menggunakan alas kaki, tidak memakai segala bentuk perhiasan (cincin, gelang, jam dan sejenisnya), tidak makan, minum, merokok, dan berbicara sia-sia. Ritual semakin khusyuk dengan pembacaan sholawat secara pelan/sir. “Assalamua’alaika ayyuhan-nabiyyu warohmatullaahi wabarokaatuh … assalamu ‘alaina wa’ala ‘ibaa-dillahishshoolihiin … Assalamu’alaika.”
Demikian ucap salam kami kepada seluruh kerabat dan nenek puhyang kami.
Tuanku Penghulu menghimpun para anggota sambut tuah dilanjutkan dengan doa pembuka
Tuanku Penghulu memimpin seluruh anggota sambut tuah melakukan napak tilas mengelilingi Bukit Siguntang
Setelah pawang gerbang berada di posisi gerbang masing-masing, ritual dilanjutkan dengan pembacaan surat Yaa-Siin yang diikuti oleh masing-masing pendamping pawang. Selepas pembacaan surat Yaa-Siin, dilanjutkan ritual pembukaan gerbang dengan melakukan napak tilas menaiki anak tangga menuju puncak Bukit Siguntang. Dalam ritual napak tilas menaiki anak tangga gerbang pembuka, pawang dibantu pembantu pawang meletakkan garu di 10 (sepuluh) titik energi yang terletak di sepanjang jalan menuju ke puncak Bukit Siguntang.
Pembacaan Surat Yaa-Siin di gerbang utama menuju puncak Bukit Siguntang
Ritual napak tilas menuju puncak Siguntang dan meletakkan garu di titik-titik energi
Setelah pawang-pawang dan Tuanku Penghulu bertemu di puncak Bukit Siguntang, ritual dilanjutkan dengan pembacaan surat al-Fatihah dipimpin Tuanku Penghulu, dilanjutkan dengan pembacaan Ratib Saman yang dipimpin Mufti Pangeran Musthofa.
Salam pembuka dan ratib Saman di puncak Bukit Siguntang
Bismillahi. Kemudian Tuan Penghulu membacakan doa pembuka pada mayang untuk mengawali ritual puncak sambut tuah Bukit Siguntang, yang disambut oleh Tuan Momo sebagai pawang dengan menghadirkan Panglima Akmala Swara Manggala.
Tuan Penghulu membacakan doa pembuka pada mayang untuk mengawali ritual puncak sambut tuah Bukit Siguntang
Panglima Akmala mulai membuka dan mengaktfikan seluruh titik energi di kawasan Bukit Siguntang, berlanjut dengan penyatuan energi ke dalam sistem Malaya Siguntang. Bukit Siguntang, dimana sejarah puak kami Melayu dimulai …. Malaya Siguntang.
Ritual berlanjut dengan agenda pemberian gelar untuk Tuan Momo dan Tuan Imron yang penyampaiannya diwakili oleh Panglima Akmala Swara Manggala.
Dengan ini kami sampaikan, Tuan Momo kami anugerahi gelar Tuanku Datuk Batin, dan Tuan Imron kami anugerahi gelar Tuanku Dipati Naya. Barokallahu. Alhamdulillah, ritual ini dapat berlangsung dengan tertib dan khitmad.
Panglima Akmala melanjutkan ritual khusus dengan melakukan ruwat batin terhadap Raden Suhartono, Tuanku Panglima Nalo dan Tuanku Rajo Bumi. Alhamdulillah, ritual ini pun berlangsung dengan tertib dan khidmat. Selepas itu, ritual berlanjut dengan meruwat seluruh peserta yang hadir di Bukit Siguntang baik zhohir maupun batin.
Ruwat batin Raden Suhartono
Ruwat batin Panglima Nalo dan Tuanku Rajo Bumi
Ritual berlanjut dengan tabur bunga dan penyiraman air ke makam Raja Segentar Alam, Putri Kembang Dadar, Putri Rambut Selako, Panglima Bagus Kuning dan Panglima Bagus Karang yang terletak di Bukit Siguntang. Bersamaan dengan ritual ini, dilakukan juga ritual pemasangan/pengikatan kain di 9 lokasi puncak Bukit Siguntang oleh Tuan Hafiz, Tuan Muchlis, Tuan Rahmat dan Tuan Bintang.
Tabur bunga dan penyiraman air ke makam Raja Segentar Alam
Selepas ini, peserta ritual berkumpul kembali untuk bersiap-siap melakukan ritual menuruni Bukit Siguntang melalui empat jalur gerbang pembuka di sisi Selatan, Timur, Utara dan Barat sambil melakukan penyiraman air ritual dan tabur bunga ke sejumlah titik energi Bukit Siguntang. Tuanku Cahya Penghulu menutup ritual napak tilas ini dengan memutari Bukit Siguntang dan menjemput para pawang di tiap-tiap gerbang pembuka untuk kembali menuju gerbang utama. Sambut Tuah Bukit Siguntang ditutup dengan ucapan salam dan panjatan doa yang dipimpin oleh Tuanku Cahya Penghulu.
Alhamdulillah, seluruh rangkaian ritual Sambut Tuah Bukit Siguntang dapat berlangsung dengan tertib, khidmat, dan satu hati. Hal ini merupakan bentuk keseriusan kami, dari Yayasan Malaya, untuk selalu melestarikan simbol-simbol adat dan kebudayaan Melayu Sriwijaya, sekaligus mengambil manfaat dari nilai-nilai yang terkandung dalam ritual ini dan memohon kepada Allah SWT atas keberkahan dari tuah Bukit Siguntang, sebagai tempat yang dianggap suci dan berkharisma.**tdb
Wallahua’lam
Asal kami daripada anak cucu Raja Iskandar Zulqarnain
Nisab kami daripada Raja Nusirwan, Raja Masyrik dan Maghrib
Pancar kami daripada Sulaiman Alaihissalam …
Menjaga semangat Sriwijaya sesungguhnya menjaga identitas kita
Menjaga identitas kita berarti harga diri kita …
Jiwa Sriwijaya adalah jiwa kami
Maka tentu kami berbeda adab kemuliaannya
Kemuliaan kami dibangun dari jiwa pendeta dan begawan
Dan kami kan mulya bila kami adalah pendeta dan begawan …
.. Semoga adat budaya leluhur ini terjaga langgeng .Semoga dg pertalian budaya ini, semakin mendekatkan tali persaudaraan antara negri kita dg sdr2 dr jazirah Malaya . ¤
.. Semoga adat budaya leluhur ini terjaga langgeng .Semoga dg pertalian budaya ini, semakin mendekatkan tali persaudaraan antara negri kita dg sdr2 dr jazirah Malaya . ¤