Maulana Lahir Tahun 1863 di Padang, merupakan seorang Wali Qutub yang membawa Thareqat Naqsyabandi dari Jabbal Qubais Mekkah, berpulang ke rahmatullah pada hari rabu, tanggal 07 April 1954 jam 13.05 siang dalam usia 87 tahun, dan dimakamkan di Buayan Lubuk Alung, Sumatera Barat.
Mengenai peramalan dari Dzikrullah menurut Beliau harus diamalkan secara berkesinambungan sesuai syairnya:
Kalau ingin tahu diparak ganting
Lihatlah dari guguk pelana
Kalau ingin tahu dilemaknya emping
Kunyalah dahulu lama-lama
Agar Tuhan dengan kita harus diupayakan dengan amal yang sungguh-sungguh, sehingga lebih dekat dengan urat leher kita sendiri, seperti fatwanya:
Payah-payah mencari bilah
Bilah ada di dalam buluh
Payah-payah mencari Allah
Allah sangat dekat dengan tubuh
Cintanya kepada Allah, Rasul dan Guru dikiaskannya dalam pantunnya :
Guruh petir menuba limbat
Pandan serumpun di seberang
Tujuh ratus carikan obat
Badan bertemu maka senang
Dendang dua dendang tiga
Pecah periuk pembuat rendang
Biar makan biar tidak
Asal duduk berpandangan
Baginya menguasai ilmu metafisik bukan tujuan, tidak ada artinya metafisik tanpa Allah, tujuannya adalah “ilahi anta makasudi waridhoka matlubi” dan bagi orang yang beserta Allah tidak akan dapat dicederai dengan ilmu metafisik jenis apa pun, sesuai kias Beliau:
Pucuk sijali si jalintas
Pucuk sijali si jali muda
Dilangit tuan melintas
Kami dibalik itu pula
Segala derita di seluruh dimensi alam adalah masalah, dan segala masalah hanya dapat diatasi dengan dimensi yang dapat mengatasi masalah, menegembalikan semua masalah pada dimensi absolute dengan teknik tertentu yaitu Allah SWT secara realita ( bukan khayalita ) membuat masalah akan selesai, dengan memberi hikmah kepada siapa saja yang terlibat dalam masalah tersebut, seperti petuah Beliau:
Padi pulut tiga tangkai
Dibawa orang indrapura
Dunia kusut akan selesai
Ujung dan pangkal telah bersua
Wallahu a’lam
Lihatlah dari guguk pelana
Kalau ingin tahu dilemaknya emping
Kunyalah dahulu lama-lama
Agar Tuhan dengan kita harus diupayakan dengan amal yang sungguh-sungguh, sehingga lebih dekat dengan urat leher kita sendiri, seperti fatwanya:
Payah-payah mencari bilah
Bilah ada di dalam buluh
Payah-payah mencari Allah
Allah sangat dekat dengan tubuh
Cintanya kepada Allah, Rasul dan Guru dikiaskannya dalam pantunnya :
Guruh petir menuba limbat
Pandan serumpun di seberang
Tujuh ratus carikan obat
Badan bertemu maka senang
Dendang dua dendang tiga
Pecah periuk pembuat rendang
Biar makan biar tidak
Asal duduk berpandangan
Baginya menguasai ilmu metafisik bukan tujuan, tidak ada artinya metafisik tanpa Allah, tujuannya adalah “ilahi anta makasudi waridhoka matlubi” dan bagi orang yang beserta Allah tidak akan dapat dicederai dengan ilmu metafisik jenis apa pun, sesuai kias Beliau:
Pucuk sijali si jalintas
Pucuk sijali si jali muda
Dilangit tuan melintas
Kami dibalik itu pula
Segala derita di seluruh dimensi alam adalah masalah, dan segala masalah hanya dapat diatasi dengan dimensi yang dapat mengatasi masalah, menegembalikan semua masalah pada dimensi absolute dengan teknik tertentu yaitu Allah SWT secara realita ( bukan khayalita ) membuat masalah akan selesai, dengan memberi hikmah kepada siapa saja yang terlibat dalam masalah tersebut, seperti petuah Beliau:
Padi pulut tiga tangkai
Dibawa orang indrapura
Dunia kusut akan selesai
Ujung dan pangkal telah bersua
Wallahu a’lam
(Visited 973 times, 1 visits today)
Pantun Hakekat Maulana Saidi Syekh Muhammad Hasyim Al-Khalidi Q.S
Belia adalah Wali Allah yang sangat banyak karomahnya.Dan karomah itu mengalir pula kepada para khalifahnya .Masya Allah
Allahu akbar, subhanallah yg tlah memberikan petunjuknya kpd orang2 yg di kehendakiNya,mudah2an kami jg termasuk kdlm golongan orang2 yg tlah diberi petunjuk
Masya Allah…salam yg sekhalis khalisnya untuk arwahul mukadassah tuan guru muhammad hasyim semoga Allah azza wajjalla meridhoi khalifahNya, Amin Yra.