FB_IMG_1433557350133Palembang – Sripo. Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang berencana akan memasukkan pola-pola budaya melayu dalam kurikulum bahkan bisa diterapkan langsung di sekolah. “Ya usulan itu sangat bagus dan sangat mungkin jika kita lakukan. Mengingat kebudayaan melayu sangatlah akrab dengan Kota Palembang. Nanti kita akan coba baha”, ungkap Plt Walikota Palembang H Harnojoyo usai membuka secara resmi seminar Internasional “Budaya Melayu dan Akar Tradisi Nusantara”di Kuto Besak Theater Restaurant, Senin (8/6). Nantinya jika usulan ini diterima, maka kebudayaan Melayu akan dipelajari siswa melayu mata pelajaran khusus atau dimasukkan sebagai konten dalam pelajar muatan lokal. Selain itu, pentingnya kebudayaan Melayu ini pun telah disadari sejak dulu oleh Pemkot Palembang dengan diterbitkannya Peraturan Daerah (Perda) Nomor 9 Tahun 2009.
“Untuk melestarikan kebudayaan Melayu pun sudah selalu kita lakukan, buktinya untuk sejumlah kegiatan kita selalu memasukkan unsur Melayu, seperti tari sambut tadi. Seminar ini juga mengkaji mengenai Palembang sebagai asal Melayu Astronesia,” terangnya.
Seminar Internasional ini terselenggara atas gagasan Yayasan Alam Melayu Sriwijaya bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia dan UI Raden Fatah Palembang. Perwakilan Universitas Indonesia Dr Adrian Waworuntu menyatakan, budaya Melayu merupakan salah satu akar dari tradisi nusantara. Perkembangan budaya Melayu memang sebagian besar berpusat di wilayah barat Indonesia, seperti Sumatera dan Kalimantan. “Seminar ini memfokuskan pada tradisi Melayu yang dianggap sebagai salat satu pondasi untuk membangun karakter bangsa Indonesia. Dan berbagai  usulan yang dapat menjaga keaslian budaya Melayu serta mengenalkannya pada generasi muda, akan menjadi bahasan menarik dalam seminar ini,” ucapnya.
Selain Plt Walikota Palembang yang diwakili Asisten II Pemkot Palembanga Herdayani yang menjadi Narasumber, seminar yang dibagi menjadi dua sesi itu juga diisi dengan materi oleh Timothy McKinnon sebagai Ahli Linguistik AIFIS, Prof Abdullah Idi dari UIN Raden Fatah, Prof Agus Aris Munandar perwakilan Univ. Indonesia, Prof Achadiati Ikram dari Univ. Indonesia, serta Taufik Rahzen Budayawan. (cr4)

(Visited 14 times, 1 visits today)
Budaya Melayu Masuk Kurikulum